Suka tentang Siapa?
Malam 14
Desember, adalah malam yang gelap kelihatannya, adalah malam yang indah dengan
bintang-bintang itu, adalah malam yang ditemani dengan jeritan anak kecil yang
tak lain adalah sepupuku sendiri, adalah malam yang aku manfaatkan untuk
mengetik cerita ini.
Akan
kuberitahu padamu, bahwa hari ini adalah hari terakhir untuk aku dan
teman-teman sekolahku menjalani UAS, haruskah aku jelaskan bagaimana rasanya
sebagai seorang siswa saat menjalani waktu-waktu seperti ini? Ah tidak usahlah,
mungkin kau sudah tahu jawabannya. Menurutku pribadi, bukanlah nilai yang
tinggi kuharapkan melainkan nilaiku yang meninggkat, sudah! Itu saja, dan juga
tak ada mata pelajaran yang aku remed-kan.
Malam
ini sangat aku sayangkan jika berlalu tanpa aku nikmati, tapi menikmatinya
bukan dengan mencampurkan teh, gula, dan
air panas lalu diaduk karena kukira itu adalah minuman yang bagus juga untuk
kuminum saat menghabiskan sisa-sisa malam. Cukup soal minuman, toh nanti akan
habis juga kuteguk.
Baiklah!
Aghues, aku pernah berpacaran dengannya dan awalnya juga karena rasa suka,
begitu juga dengan mantanku yang lainnya. Namun kau harus tau, yang aku sukai
itu belum tentu pernah menjadi pacarku, dan sama sekali bukan pembantuku! Sama
sekali bukan! Mereka itu adalah orang yang pernah aku sukai, adalah orang yang
pernah membuatku senang, adalah orang yang pernah aku kenal pastinya. Namun
rasa suka yang pernah singgah dalam rasaku tak semuanya aku “kenal” maksudku
aku pernah menyukai orang dalam diam dan kukira itu indah.
Dan
melihatnya bersama yang lain, itu juga indah… indahnya bagi mereka, bukan bagi
diriku. Taukah kau saat itu perasaan sukaku mulai pudar dan hilang, tapi tidak
menggunakan R**so, kukira itu sabun pencuci, mulai dari itu aku sadar bahwa aku
sangatlah mudah menghapus sebuah rasa suka terhadap seseorang, seorang manusia
maksudku dan sebaliknya sangat sulit melupakan jika orang itu meninggalkan
kenangan yang sangat indah yah walau tak seperti pelangi.
Sebagai
manusia kurasa itu wajar, tapi tak harus dikejar jika memang dia tak tertarik
padaku, lah… melupakan itu gratiskan, apa salahnya? Untuk rasa suka yang baru
saja terkikis dari rasaku, Terima Kasih… siapa? Orang yang selalu aku mintai
kue, iya! Kanda… Kanda Sarwan.
Semoga
malam ini tetap begini biar aku bisa tidur untuk menanti siang hari.
Komentar
Posting Komentar