Aku Saat Ini

 Malam 12 Agustus 2020, merupakan malam yang sepi di desa ini dan kupecahkan dengan memutar sebuah lagu dari Sheila On 7. Aku tak menyangka secepat ini waktu berputar hingga membuatku sadar bahwa kuliahku telah memasuki tahun ajaran ke-4 yang artinya aku hampir menyelesaikan studi sarjanaku, teman-temanku pun satu persatu telah memulai rumah tangganya begitupun mantanku yang akan menyusul seperti mereka, dan sebagian teman yang lain ada pula yang telah melaksanakan wisuda, sedangkan aku? Hehehe yah masih seperti dulu, selalu overthinking, mengkhawatirkan aku akan apa sesudah ini? Hidupku seperti apa ke depannya? Mau kerja apa? Nganggur kah? Iya! Sepesimis itulah aku.

Kata seniorku, semua orang punya titik sukses mereka masing-masing dan memang benar sih aku percaya akan hal itu tapi tetap saja rasa khawatirku selalu datang mengganggu dalam tiap malam-malamku. Sering juga aku bertanya-tanya “Tuhan, apa bisa kujadikan masa depanku sesuai dengan apa yang kuimpikan selama ini? Padahal aku bukanlah seorang hamba yang baik (walaupun yang menilai itu Tuhan bukan aku) apa aku pantas mendapatkan masa depan yang indah seperti impianku itu?” lihat? Aku sepesimis dan semeragukan itu orangnya.

Bulan kemarin usiaku sudah memasuki 23 tahun, 23 yang belum ada apa-apanya, useless! But I have to be greatful for this blessing that God have given to me. Tiba-tiba aku diingatkan pada sebuah kutipan dari Carl Sagan, “I don’t know where I’m going. But I’m on my way”. Iya sih, walaupun aku tak tau kemana arah tujuanku, setidaknya aku sedang berjalan di dalamnya. Menurutku meski belum tau mau kemana, tetaplah berjalan mungkin dalam perjalanannya ada gambaran tentang tujuan apa yang akan dicapai seperti “Oh, ternyata begini, kalau seperti itu harus ini dan ini agar bisa ini” iya gak sih? Apa aku salah? Tapi biarkanlah aku beropini agar aku senang dan merasa pintar sedikitlah yah hehehe.

Masih blur  memang semuanya tapi sepesimis-pesimisnya aku, aku masih punya sedikit keyakinan bahwa aku masih bisa realisasikan impian-impianku itu. Ya berharap dikit gapapa kan ya? Membuat diri sendiri senang dengan harapan-harapan sekali-kali bolehlah, akan kecewa atau sebaliknya setidaknya aku sudah pernah senang walau tak berlangsung lama. Well, kupikir sampai di sini dulu yah, bagaimana? Dapat tidak intinya? Karena menurutku semua masih “?” hehehe, see ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya

Poem for My Dad