Minggu Siang
Minggu
siang, 30 August 2015 panas terasa hawanya di desa tempat tinggalku ini tapi
kurasa mungkin tak sepanas udara yang ada di Gurun Sahara, ah aku yakin itu.
Suasana desa yah beginilah, selalu saja sepi di siang hari ditambah debu yang berterbangan oleh kenderaan roda empat dan roda dua itu, ahh sungguh mengganggu, kasian pohon-pohon yang ada di tepi jalan itu. Saat kumenatap langit kembali ku terkenang seseorang yang jauh di Kota Jogjakarta, sial!!! Rindu itu datang lagi karenanya tapi tak mengapa, langit masih ada di atasku setidaknya ia bisa menjadi pengobat rindu pada orang Jogja itu hanya karena aku memberi dia gelar sebagai “Langitku” biar selalu ada untukku, aku bertanya-tanya sedang apa sih dia? Sungguh menyusahkan tapi membuatku senang.
Suasana desa yah beginilah, selalu saja sepi di siang hari ditambah debu yang berterbangan oleh kenderaan roda empat dan roda dua itu, ahh sungguh mengganggu, kasian pohon-pohon yang ada di tepi jalan itu. Saat kumenatap langit kembali ku terkenang seseorang yang jauh di Kota Jogjakarta, sial!!! Rindu itu datang lagi karenanya tapi tak mengapa, langit masih ada di atasku setidaknya ia bisa menjadi pengobat rindu pada orang Jogja itu hanya karena aku memberi dia gelar sebagai “Langitku” biar selalu ada untukku, aku bertanya-tanya sedang apa sih dia? Sungguh menyusahkan tapi membuatku senang.
Hari minggu
selalu saja mengingatkanku pada Senin yah tanda harus menjalani rutinitasku
sebagai siswa SMA saat ini, ingin sekali rasanya segera menyelesaikan
pendidikanku di bangku SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi di kota, ingin
merasakan bagaimana sih rasanya hidup jadi mahasiswa, ada yang bilang enak ada
yang bilang susah, ah entahlah nanti saja aku buktikan sendiri karena beda
mereka beda juga denganku siapa tau saja lebih susah yang kurasakan ataukah
sebaliknya :P. Aku ingin menutup tulisanku pada siang ini dengan kalimat
“sampai jumpa” di tulisan berikutnya. Wassalam…
Komentar
Posting Komentar