Melihat Sebuah Kesalahan
Aku melihat ke langit luas,
pikiranku kosong seperti langit itu, ia kelihatan jelas tanpa awan menghiasi,
warna birunya menyegarkan mataku. Seketika aku dibawa terbang oleh lamunan
memikirkan kisah masa lalu yang tak ingin ku ulang kembali.
Aku bertanya-tanya bisakah aku hadapi semua ini seperti langit itu tanpa awannya aku tau aku tak mungkin bisa menghapus kesalahan itu. Tuhan, ku tau kau mengerti perasaanku saat ini, mulut-mulut orang akan selalu mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat hati ini sakit, kuatkah aku untuk semua itu Tuhan? Bisakah aku menghadapi sikap pilih kasih yang mereka berikan, kata-kata yang mereka akan lemparkan, dan gosip yang mereka ungkapkan.
Aku bertanya-tanya bisakah aku hadapi semua ini seperti langit itu tanpa awannya aku tau aku tak mungkin bisa menghapus kesalahan itu. Tuhan, ku tau kau mengerti perasaanku saat ini, mulut-mulut orang akan selalu mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat hati ini sakit, kuatkah aku untuk semua itu Tuhan? Bisakah aku menghadapi sikap pilih kasih yang mereka berikan, kata-kata yang mereka akan lemparkan, dan gosip yang mereka ungkapkan.
Suatu saat nanti ketika mata ini
tak sanggup melihat semua yang terjadi kuhanya ingin memejamkannya. Alam yang
setia menemaniku mengizinkan pepohonan menari-nari dituntun oleh sang angin
seakan ia berusaha memancing senyum dan tawa agar datang ke bibirku. Telah lama
ku temui dua insan yang selalu ada untukku tapi sudah lama juga aku tak selalu
bersyukur dan menghargai mereka. Saat ini air mataku menyirami pipiku tapi ku tau ini akan sia-sia ketika
ini hanya menjadi kesadaran yang sementara, yang menjadi pertanyaanku sekarang
“pantaskah aku dibanggakan oleh mereka?” tapi yang pasti aku tak ingin
mengecewakan mereka ku menyayangi mereka dengan segenap jiwaku. Aku masih kuat
untuk mereka, aku berusaha karena mereka,dan suksesku nanti adalah hadiah untuk
mereka yang berjasa dalam hidupku.
Komentar
Posting Komentar