Senyuman Langit

Kau tau jika langit itu runtuh sudah pasti kau mati, tapi renungkan harimu di hari ini kelihatannya langit masih menjaga jaraknya denganmu.
Lihatlah warna birunya masih bisa kau lihat dengan hiasan-hiasan awan yang lewat di bawahnya tapi sayangnya awan itu tak bisa berlama-lama ia harus pergi karena memang begitulah semestinya kepergian awan tak meninggalkan kesedihan untuk langit karena masih ada matahari menemaninya di siang hari, lalu bagaimana dengan malam hari? Tentu juga ia tak sendiri karena biasanya ada satelit bumi untuk menemaninya beserta bintang-bintang yang bergantungan. Ibaratkan lah langit sebagai dirimu, jika kau ingin menangis... Langit memiliki teman yang dalam Bahasa Indonesia biasa disebut awan untuk menurunkan hujan maka biarkanlah air matamu dan air hujan bersatu dan mengalir di selah-selah selokan yang ditempati air comberan mengalir tapi kau tak usah merasa jijik karena bisa jadi air comberan itu berasal dari WC yang kau gunakan untuk mengeluarkan hadas yang berasal dari tubuhmu sendiri.
Jika kau lelah menjalani hidupmu maka tak ada yang melarangmu untuk beristirahat. Rasakan detak jantungmu saat kau terdiam seolah-olah ia menghiburmu tanpa henti, seharusnya jantungmu mendapat gelar “Penghibur Yang Tak Pernah Berhenti” tapi aku tak pernah melihat dan mendengar orang memberi gelar untuk organ-organ tubuh makhluk hidup kecuali untuk manusia yang dipikirnya luar biasa, maka diberikanlah suatu sebutan atau gelar pada mereka tapi organ-organ itu tetap berjalan sesuai fungsinya tanpa ada komentar atau like seperti yang ada di facebook maka bersyukurlah kita karena organ itu tidak mem-blokir kita karena kalau sampai ia mem-blokir kita jadilah kita sebagai orang yang cacat atau orang yang tak memiliki nyawa lagi atau sering disebut “orang mati”. Disaat kita menjadi “orang mati” kita tidak akan dibiarkan begitu saja, kita kan menjalani beberapa proses baru kemudian kita akan dimasukkan dalam suatu ruang yang sangat sederhana sekali yang memiliki sebutan kubur, makam dan dalam bahasa inggris disebut grave kalau kau masih juga tak percaya silahkan buka kamus bahasa inggrismu kawan jika tak kau temukan maka carilah  kata kunci “tomb” maka kubur itu akan ditambahkan kata imbuhan yaitu “an”.
Kembali lagi ke pembahasan langit, langit yang sedang ku lihat pada jam 9 lewat 27 menit di pagi hari ini kelihatan berwarna biru dengan sedikit awan yang lewat dengan sangat pelan di bawahnya  itu sudah mejadi bukti bahwa kedua mataku ini masih bisa melihat dan membedakan warna. Aku bertiarap seperti sedang berada di medan perang di antara dua adek sepupuku yang sudah pasti lebih muda dariku yang asyik bermain Dream League Soccer, yang sesekali membuatku mendengarkan suara sempritan yang berasal dari game Dream League Soccer itu.
Aku kembali melihat ke langit entah yang keberapa kalinya karena aku baru menyadari bahwa aku tak pernah menghitung seberapa banyak aku pernah melihat langit sebelumnya, perhatianku untuk mengetik terganggu oleh salah satu adek sepupuku yang di buku latihan bahasa Indonesianya tercantum namanya sebagai Fahru Rizal. Dia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai manusia dan pada saat dia berumur di bawah 5 tahun disebut “balita”, dan satu lagi adek sepupuku yang sangat serius bermain game keseriusannya di bawah serius seorang anak yang sedang belajar untuk menghadapi ulangan esok hari namanya yang ada di absen kelasnya tertulis sebagai Riski Fajrianto. Mereka inilah yang menemaniku saat ku mengetik tulisan ini tapi mereka tak memberiku perhatian karena perhatian mereka terpusat pada permainan yang mereka mainkan tapi aku bersyukur pada Allah SWT Karena yang mereka mainkan bukanlah bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dahulu melainkan permainan yang pantas untuk mereka mainkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Saat Ini

Tanya

Poem for My Dad